KATA
PENGANTAR
Sesungguhnya segala puji bagi Allah
SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya terutama nikmat
kesempatan dan kesehatan sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Masalah Pendidikan Di
Indonesia” sebagai tugas mata kuliah Dasar-Dasar MIPA. Kemudian shalawat beserta salam semoga terlimpahkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan
pedoman hidup yakni al-qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.
Selanjutnya penulis mohon kritik dan
saran untuk lebih sempurnanya makalah ini. Serta penulis berharap makalah yang
sederhana ini bermanfaat, terutama bagi yang membutuhkannya.
Jambi,
November 2013
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HalamanJudul……………………….……………………………………………i
KataPengantar………………...…………………………………………………..ii
Daftar Isi……………………………………………………………………….. iii
KataPengantar………………...…………………………………………………..ii
Daftar Isi……………………………………………………………………….. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah……………………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah…………………….……………………………………....2
C. Tujuan Penulisan………………………………………………………..….....3
B. Rumusan Masalah…………………….……………………………………....2
C. Tujuan Penulisan………………………………………………………..….....3
BAB II PEMBAHASAN
A …………..………….2
B. ……………………………………….…. 2
C. …………………………….4
BAB III PENUTUP
Kesimpulan………………………………………………………………..
8
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Setiap
negara di dunia pasti memiliki kurikulum pendidikannya masing-masing, tak
terkecuali Indonesia. Pada umumnya kurikulum pendidikan selalu menjadi harapan
besar bagi seluruh masyarakat, dengan adanya perubahan dalam dunia pendidikan
terutama dalam hal untuk mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara, tentu
masyarakat harus mudah memahami bersama
se-ideal apapun kurikulum yang akan dicoba atau diterapkan. Kalau kesadaran
dari setiap pihak atau masyarakatnya untuk membangun dunia pendidikan kurang,
tentu hal itu sangat susah untuk membangun dunia pendidikan yang ideal.
B.
Rumusan masalah
1. Bagaimana
sejarah awal perubahan kurikulum di Indonesia
2. Bagaimana
kualitas pendidikan dari dampak perubahan kurikulum di Indonesia
C.
Tujuan masalah
1. Mengetahui
sejarah awal perubahan kurikulum di Indonesia
2. Mendeskripsi
kualitas pendidikan di Indonesia
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Sejarah
perubahan kurikulum di Indonesia
1. Rencana Pelajaran 1947
Awal kurikulum terbentuk pada tahun
1947, yang diberi nama Rencana Pembelajaran 1947. Kurikulum ini pada saat itu
meneruskan kurikulum yang sudah digunakan oleh Belanda karena pada saat itu
masih dalam proses perjuangan merebut kemerdekaan. Yang menjadi ciri utama
kurikulum ini adalah lebih menekankan pada pembentukan karakter manusia yang
berdaulat dan sejajar dengan bangsa lain.Kurikulum pertama yang lahir pada masa
kemerdekaan memakai istilah leer plan. Dalam bahasa Belanda,
artinya rencana pelajaran, lebih popular ketimbang curriculum
(bahasa Inggris). Perubahan kisi-kisi pendidikan lebih bersifat politis: dari
orientasi pendidikan Belanda ke kepentingan nasional. Asas pendidikan
ditetapkan Pancasilanamun penerapannya baru dimulai di sekolah-sekolah pada
1950.
2. Rencana Pelajaran Terurai 1952
Kurikulum ini lebih merinci setiap
mata pelajaran yang disebut Rencana Pelajaran Terurai 1952. “Silabus mata
pelajarannya jelas sekali. seorang guru mengajar satu mata pelajaran.
3. Rentjana Pendidikan 1964
Yang menjadi ciri dari kurikulum ini
pembelajaran dipusatkan pada program pancawardhana yaitu pengembangan moral,
kecerdasan, emosional, spritual dan jasmani.
4. Kurikulum 1968
Dari segi tujuan pendidikan,
Kurikulum 1968 bertujuan bahwa pendidikan ditekankan pada upaya untuk membentuk
manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan
keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama. Isi
pendidikan diarahkan pada kegiatan mempertinggi kecerdasan dan keterampilan,
serta mengembangkan fisik yang sehat dan kuat.
5. Kurikulum 1975
Kurikulum 1975 menekankan pada
tujuan, agar pendidikan lebih efisien dan efektif. Metode, materi, dan tujuan
pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI).
Zaman ini dikenal istilah “satuan pelajaran”, yaitu rencana pelajaran setiap
satuan bahasan. Setiap satuan pelajaran dirinci lagi: petunjuk umum, tujuan
instruksional khusus (TIK), materi pelajaran, alat pelajaran, kegiatan
belajar-mengajar, dan evaluasi.
6. Kurikulum 1984
Kurikulum 1984 mengusung processskill
approach. Meski mengutamakan pendekatan proses, tapi faktor tujuan
tetap penting. Kurikulum ini juga sering disebut “Kurikulum 1975 yang
disempurnakan”. Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar. Dari mengamati
sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan. Model ini disebut
Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student Active Leaming (SAL).
7. Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999
Terdapat ciri-ciri yang menonjol
dari pemberlakuan kurikulum 1994, di antaranya sebagai berikut:
1. Pembagian tahapan pelajaran
di sekolah dengan sistem catur wulan.
2. Pembelajaran di sekolah
lebih menekankan materi pelajaran yang cukup padat (berorientasi kepada materi
pelajaran/isi).
3. Kurikulum 1994 bersifat
populis, yaitu yang memberlakukan satu sistem kurikulum untuk semua siswa di
seluruh Indonesia. Kurikulum ini bersifat kurikulum inti sehingga daerah yang
khusus dapat mengembangkan pengajaran sendiri disesuaikan dengan lingkungan dan
kebutuhan masyarakat sekitar.
4. Dalam pelaksanaan kegiatan,
guru hendaknya memilih dan menggunakan strategi yang melibatkan siswa aktif
dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan sosial. Dalam mengaktifkan siswa
guru dapat memberikan bentuk soal yang mengarah kepada jawaban konvergen,
divergen (terbuka, dimungkinkan lebih dari satu jawaban) dan penyelidikan.
5. Dalam pengajaran suatu mata
pelajaran hendaknya disesuaikan dengan kekhasan konsep/pokok bahasan dan
perkembangan berpikir siswa, sehingga diharapkan akan terdapat keserasian
antara pengajaran yang menekankan pada pemahaman konsep dan pengajaran yang
menekankan keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan masalah.
6 Pengajaran dari hal yang
konkrit ke ha yang abstrak, dari hal yang mudah ke hal yang sulit dan dari hal
yang sederhana ke hal yang kompleks.
7. Pengulangan-pengulangan materi
yang dianggap sulit perlu dilakukan untuk pemantapan pemahaman.
suplemen kurikulum 1999.
Penyempurnaan tersebut dilakukan dengan tetap mempertimbangkan prinsip
penyempurnaan kurikulum, yaitu:
·
Penyempurnaan kurikulum secara terus
menerus sebagai upaya menyesuaikan kurikulum dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, serta tuntutan kebutuhan masyarakat.
·
Penyempurnaan kurikulum dilakukan
untuk mendapatkan proporsi yang tepat antara tujuan yang ingin dicapai dengan
beban belajar, potensi siswa, dan keadaan lingkungan serta sarana pendukungnya.
·
Penyempurnaan kurikulum dilakukan
untuk memperoleh kebenaran substansi materi pelajaran dan kesesuaian dengan
tingkat perkembangan siswa.
·
Penyempurnaan kurikulum
mempertimbangkan brbagai aspek terkait, seperti tujuan materi pembelajaran,
evaluasi dan sarana-prasarana termasuk buku pelajaran.
·
Penyempurnaan kurikulum tidak
mempersulit guru dalam mengimplementasikannya dan tetap dapat menggunakan buku
pelajaran dan sarana prasarana pendidikan lainnya yang tersedia di sekolah.
8. Kurikulum 2004
Bahasa kerennya Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK). Setiap pelajaran diurai berdasar kompetensi apakah yang mesti
dicapai siswa. Sayangnya, kerancuan muncul bila dikaitkan dengan alat ukur
kompetensi siswa, yakni ujian. Ujian akhir sekolah maupun nasional masih berupa
soal pilihan ganda. Bila target kompetensi yang ingin dicapai, evaluasinya
tentu lebih banyak pada praktik atau soal uraian yang mampu mengukur seberapa
besar pemahaman dan kompetensi siswa.
9. KTSP 2006
Awal 2006 ujicoba KBK dihentikan.
Muncullah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Pelajaran KTSP masih tersendat.
Tinjauan dari segi isi dan proses pencapaian target kompetensi pelajaran oleh
siswa hingga teknis evaluasi tidaklah banyak perbedaan dengan Kurikulum 2004.
Perbedaan yang paling menonjol adalah guru lebih diberikan kebebasan untuk
merencanakan pembelajaran sesuai dengan lingkungan dan kondisi siswa serta
kondisi sekolah berada. Hal ini disebabkan karangka dasar (KD), standar
kompetensi lulusan (SKL), standar kompetensi dan kompetensi dasar (SKKD) setiap
mata pelajaran untuk setiap satuan pendidikan telah ditetapkan oleh Departemen
Pendidikan Nasional. Jadi pengambangan perangkat pembelajaran, seperti silabus
dan sistem penilaian merupakan kewenangan satuan pendidikan (sekolah) dibawah
koordinasi dan supervisi pemerintah Kabupaten/Kota. (TIAR)
10. Kurikulum 2013
Penekanan utama pada kurikulum 2013
terdapat 6 poin mendasar yaitu :
Pertama, terkait dengan penataan sistem perbukuan.
Kedua, penataan Lembaga Pendidik Tenaga Kependidikan (LPTK) di
dalam penyiapan dan pengadaan guru.
Ketiga, penataan terhadap pola pelatihan guru.
Keempat, memperkuat budaya sekolah melalui pengintegrasian
kurikuler, ko-kurikuler, dan ekstrakurikuler, serta penguatan peran guru
bimbingan dan konseling (BK).
Kelima, terkait dengan memperkuat NKRI. Melalui kegiatan
ekstrakurikuler kepramukaanlah, peserta didik diharapkan mendapat porsi
tambahan pendidikan karakter, baik menyangkut nilai-nilai kebangsaan,
keagamaan, toleransi dan lainnya.
Keenam, ini juga masih terkait dengan hal kelima, memperkuat
integrasi pengetahuan-bahasa-budaya.
B. Kualitas
Pendidikan di Indonesia.
Perubahan
kurikulum serta besarnya anggaran yang dialokasikan oleh Pemerintah untuk
Pendidikan tidak berbanding lurus dengan kualitas Pendidikan Indonesia sampai
hari ini, dapat dilihat beberapa aspek yaitu :
1.
Prestasi
belajar siswa dari Ujian Nasional
Secara hitungan
angka-angka sebenarnya hasil ujian nasional cukup lumayan sukses karena melihat
nilai-nilai hasil ujian nasionalnya diatas rata-rata dibanding tahun-tahun
90-an. Nilai matematika saja misalnya, pada tahun 90-an sangat jarang siswa
mendapatkan nilai 9 tapi beberapa tahun ini sangat banyak siswa yang
mendapatkan nilai tersebut bahkan beberapa siswa yang mendapatkan nilai 10,
namun harus di kaji lebih jauh penyebab munculnya nilai tersebut apakah
betul-betul murni hasil buah pikiran siswa atau ada yang lain, penomena ini masih
teringat di benak kita maraknya peredaran kunci jawaban sebelum ujian nasional
berlangsung yang berimplementasi pada hasil ujiannya, tak jarang siswa enggan
belajar sebelum ujian karena asumsi yang dia miliki bahwa toh juga ada kunci
jawaban yang diberikan nantinya. Apakah ini menandakan kualitas pendidikan
meningkat.
2.
Akhlak Pelajar.
Maraknya
tawuran yang terjadi diseluruh indonesia menjadi bukti bahwa akhlak para
pelajar hari ini sangatlah terperosok, baik itu secara nasional maupun tingkat regional.
Karena ketidak mampuan beberapa stakeholder dalam membina para pelajar dengan
kondisi politik, kondisi sosial yang mengalami perubahan yang begitu
singnifikan.
BAB
III
PENUTUP
KESIMPULAN
Kurikulum sangat dibutuhkan dalam dunia pendidikan
disetiap negara, tak terkecuali Indonesia. Yang mana kurikulum pendidikan ini selalu
menjadi harapan besar bagi seluruh masyarakat. Dengan adanya perubahan dalam
dunia pendidikan terutama dalam hal untuk mencerdaskan kehidupan berbangsa dan
bernegara, tentu masyarakat harus dapat
memahami bersama se-ideal apapun kurikulum yang akan dicoba atau diterapkan.
Karena keberhasilan dunia
pendidikan bukan karena kurikulum yang begitu bagus, tapi lebih pada kesadaran
dan kualitas dari setiap pihak yang terkait yang harus dipikirkan.
DAFTAR PUSTAKA
http://edukasi.kompasiana.com/2013/07/24/perubahan-kurikulum-dan-kualitas-pendidikan-di-indonesia-579288.html
http://miasatu.blogspot.com/2013/12/teks-eksposisi-peubahan-sistem.html
http://jintut-nocturna.blogspot.com/2011/03/perubahan-pada-sistem-pendidikan.html